Ekspedisi Bukit Raya (30 November – 10 Desember
2014)
Penyelenggara, Pemerintah Kabupaten Katingan.
Keinganan lama untuk bisa merasakan suasana di
kepuncak Bukit Raya akhirnya terwujud juga gan, bro, saudara-saudari dan sobat
sekalian...haahaa..,cerita menarik dan kejenakaaan para pendaki selama
perjalanan ini tidak akan pernah terlupakan seumur hidup buat saya. Ada bertemu dengan yang hobinya mancing,
berapa kali tali pancingnya putus lah, sampai umpan palsunya rusak juga, yang
jelas buat hobi mancing mania disana temaptnya..oya,selain ikan sapan, ikan 3 warna yang dilarang oleh tokoh adat
untuk dimakan juga mau dimakan, untung sempat di ingatkan kembali. Ada
yang kakinya keram, sampai diseretnya kakinya karna keinginan yang besar untuk
kepuncak juga ada ketemu.hehee, jadi keingat
sebagian peserta yang di sengat penyengat/tawon (sejenisnya) sampai ada
tanganya bengkak lah..haa, pas turun dari puncak ada yang sudah kehilangan
semangat sampai mau tinggal di kaki bukit raya saja karna ga kuat lagi turun..hihihi. Oya, nama saya Abdul, saya perwakilan dari
MAPALA “DOZER” Fakultas Teknik UNPAR yang mengikuti pendakian ini, yang lain
pada sibuk kuliah jadi berangkatnya saya sendiri mewakili organisasi..!!
Maff ya sobat pembaca blog ini, saya tidak banyak menceritakan keindahan selama pendakian ini,
yang jelas cuman di bukit raya kamu akan merasakan pendakian dan bertemu dengan
yang namanya keanekaragaman tumbuhan dan
binatang disana, suara binatang yang bebas sangat bagus menjadi terapi telinga,
selain itu saya saja sampai ketemu Kodok berkulit putih dengan bintik hitam. Ga
tau jenis apaan itu, atau mata saya yg salah liat karna kecapean bisa juga.
Pacet (lamantek) udah ga kehitungan numpang hidup dikaki peserta alias ngisap
darah..hihihi, tumbuhannya juga aneh-aneh, ada kantong semar sebesar
pergelangan kaki, pohon yang berdaun 3 warna, Mendekati puncak, pepohonannya mulai di
selimuti lumut lagi, mirip seperti di film-film..haahaaa. oya, suhu di puncak
sangat dingin tentunya, baju lapis 3 saja masih kerasa dinginnya, cerita orang
yang pernah mengukur katanya sih 2 - 4 ˚C. Kalau airnya dingin atau tidak
jangan ditanya lagi, mirip dari kulkas..selain itu, Kalau kita bicara keluar
asap persis kaya orang lagi ngeroko..haaaa,, dan sebenarnya dari kaki Bukit Raya 2 hari sebelum kepuncak udah
mulai seperti itu. Apalagi malam..wuuiiihhh.
Untuk jalur pendakian benar menantang, mulai dari
landai sampai curam ada semua, yang ga bisa dilupa ada yang kanan dan kiri kita
kalau jalan itu jurang. Bisa pulang namanya saja kalau ga hati-hati, apalagi
kalau di jalur bawuy (dekat puncak)...haaa, buat yang pernah kesana pasti ga
akan terlupakan istilah jalur itu. Dekat puncak juga kadang harus merayap untuk
bisa lewat, sambil ngatur posisi juga agar tas yang dibawa ga nyangkut, kekekk..!!
Sayang hp saya kehabisan batrei jadi ga
sempat berfoto atau video banyak untuk momen indah ini. jalur ini juga perlu menyeberangi
beberapa sungai yang perlu ekstra
hati-hati agar tidak terjatuh dan kebawa arus, untung kekompakan tetap terjaga
dari peserta semua. khusus untuk panorama pemandangan tidak kalah seperti di
TV-TV, cerita kalau pohon yang terus
bergoyang selama 24 jam ada disana, maklum ditiup angin terus jadi ga
henti-henti goyangnya. Cerita lucu yang lainya logistik selama perjalanan ada
sebagian ditinggal di pos banyak yang hilangan lagi..termasuk punya saya
jugaa..hehehe, ada yang kehilangan baju, celana dll sudah menjadi cerita
obrolan malam.
Oke itu dulu dari saya, buat yang penasaran,
silahkan saja pendakian ke Puncak Bukit Raya
dan ini catatan singkat saya dari berangkat dari dan Pulang ke Kasongan
:
30 Nov ember, Pagi hari di Kota Kasongan dan
berkumpul di Rumah Jabatan Kantor Bupati Katingan. Dengan menggunakan Mobil
Inova, Avansa dan Strada tim berangkat menuju Desa Tumb. Habangoi. Sampai di
Lokasi siang hari diadakan acara penyambutan yang salah satunya adalah berupa
Potong Pantan dan Tim Ekspedisi menginap 1 Malam di Desa Tumbang Habangoi. Sore hari ini, saya dan peserta yang lain
tidak lupa juga warga kampung ikut juga menju air terjun terdekat di Kampung
tersebut lokasinya tepat dibelakang bukit yang lumayan tinggi di seberang
kampung tersebut.
Malam harinya diadakan pertemuan di ruangan Sekolah
untuk brifing dan mendengarkan arahan dari Pisur (tokoh adat) di Desa Tumbang
Habangoi terkait jalur dan pantangan selama kegiatan ekspedisi.
1 Desember, Pagi hari sekitar jam 8 pagi tim menuju
Camp Rahanjang (Perusahaan HPH) dan dari sana berangkat menggunakan mobil (ada
Inova dan Strada), kawan-kawan dari Kampung habangoi malah ada sebagian
menggunakan Truk menuju ujung Blok (tempat dimana jalan yang dibuat Perusahaan
HPH). Dari Ujung Blok tersebut, tim mulai melakukan perjalanan dengan berjalan
kaki, sisa hujan deras yang mengawali sebelum perjalanan ini membuat medan
perjalanan menjadi semakin menantang. Pertengahan hari saya sudah sampai di Pos
Teluk Selahung, mengingat jarak dari Pos tersebut ke Pos selanjutnya yaitu
Dahie lumayan dekat, maka saya dan seluruh rombongan tim berbegas menuju pos
Dahie. Saya sampainya malam sekitar pukul 18.00 an kira-kira.
2 Desember, di Dahie diadakan acara adat oleh Penduduk setempat dan
berdasarkan pertimbangan maka tim ekpedisi bermalam satu hari lagi di camp
dahie sehingga saya dan kawan-kawan yang lain selama 1 hari ini dijamu oleh
panorama alam di Pos Dahie lebih lama. Oya,
esok harinya sebagian pesertanya pulang karna ga tau kenapa (mungkin
udah nyerah karna medannya yang susah)
4 Desember, Pagi hari sekitar jam 8, saya dan peserta lain lanjut
melakukan perjalanan, saya sampai di Pos selanjutnya yaitu Tosa sekitar jam 12
Siang, namun karna berdasarkan dari informais dan titik GPS dari Taman Nasional
Bukit Baka Bukit Raya, pos selanjutnya adalah Sua Tahutung cukup lumayan maka
kami berinisiatif melanjutkan perjalanan ke Pos tersebut. Hemmm..sekitar sore
hari saya dan sebagian peserta yang beriringan dengan saya akhirnya sampai juga
di Pos tersebut. Oya, sebagian peserta yang lain ada yang masih tinggal di Pos
Tosa.
5 Desember, Pagi hari sekitar jam 9 saya dan peserta yang lain
melanjutkan perjalan, disini tanjakan medanya cukup melelahkan, sampai di Pos
Bitah Samba sore hari, kira-kira jam 16.00 an dan menginap di Pos tersebut.
Peserta yang lain ada juga yang langsung lanjut sore hari itu menuju puncak.
Namun saya tetap memilih untuk beristirhat disini dulu sambil menikmati
panorama di Bitah Samba bersama peserta lain, baik dari Sua Tahutung maupun
Tosa.
6 Desember, Setelah melepas
Bivak yang saya buat dari Jas Hujan dan Hemok, saya pun bergegas mengpaking
barang , setelah makan pagi yang seadanya, saya dan peserta yang lain lanjut
pendakian menuju pos terakhir yaitu puncak bukit raya. Sore hari sekitar jam 4
Sore saya sampai di Puncak Bukit Raya dan malamnya Tidur dipuncak sambil
menyambut matahari terbit.
7 Desember, Siang hari baru
saya mau turun dari puncak ini, dan sore harinya sampai di Bitah Samba dan
nginap disana bersama peserta yang lain.
8 Desember, Dari Bitah Samba
sekitar jam 9 berangkat untuk turun dari Kaki Bukit Raya ini, pos Sua tahutung,
Tosa dan terus berlanjut ke Dahie. Hemmm..sampai di Dahie, kondisi sudah malam
dan saya bermalam disana.
9 Desember, Dari Dahie berjalan
kaki lagi menuju ujung blok dan selanjutnya dijemput oleh mobil Strada menuju
camp Rahanjang. Malam harinya sekitar jam 12an dari camp rahanjang menuju Kota
Kasongan dan sampai dikasongan subuh sekitar jam 4 kurang pada tanggal 10 Desember 2014.
boleh saya minta kontak mas/mba untuk mencari info plan ke bukit raya oktober 2106 ini. pin saya 2a017df5.
BalasHapus085245286499
BalasHapus