Perjalanan di TWKM ke-XXII Pontianak Kalimantan Barat


Jum’at 15 Oktober, mula – mula saya menempuh perjalanan dari Kota Palangka Raya menuju Kota Nanga Bulik (Kab. Lamandau) dengan menggunakan Travel Doa’mama, setelah itu istirahat di rumah salah satu warga asli di Kota Nanga Bulik (Bpk Herman) sekaligus berbaur dengan masyarakat sambil mensosialisasikan tentang pentingnya kelestarian Lingkungan Hidup untuk kehidupan warga sekitar seperti tidak membuang sampah sembarangan, memberikan penyuluhan tentang semakin panasnya bumi akibat Global Warming dan apa yang isa kita berikan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan. Setelah itu esok pagi Sabtu, 16 Oktober 2010 saya berangkat lagi dari Kota Nanga Bulik menuju sebuah desa yang bernama Kudangan. Disini masyarakatnya sangat ramah sekali dengan pendatang, di samping saya mensosialisasikan tentang pentingnya kelestarian alam, saya bisa melihat masih asrinya sebuah desa ini dari arus perkembangan modern, air di anak-anak sungai di hulu sungai Lamandau masih sangat terjaga dan murni, masyarakat dengan kearifan lokalnya dalam berladang dan berkebun (Karet dll) nampak terbentang di hamparan pedesaan itu, meski dari jauh saya memandangnya. Setelah dari desa Kudangan saya menggunakan Ojek lagi menuju Nangatayap (Kab. Ketapang, Kalbar), dengan melewati barisan di sisi barat pegunungan Schwaner. Setelah dari nangatayap, saya menuju Kota Sandai (Kab. Ketapang, Kalbar) tetap menggunakan ojek, karna dari Desa Kudangan menuju Desa nangatayap dan menuju Desa Sandai lagi jalanya masih rusak, sehingga jasa transportasi travel masih tidak ada / sangat jarang. Disini saya beristirahat lagi di rumah warga asli desa tersebut (Bpk Suryadi). Banyak sekali yang kami bicarakan di sepanjang malam, mulai dari cerita rakyat daerah, sampai legenda, sejarah, serta objek wisata di kota tersebut. Minggu, 17 Oktober 2010, Pagi-pagi sekali saya langsung mencari travel dari sandai menuju Kota baru Pontianak, setelah dapat, saya langsung berpamitan dengan warga yang telah rela membantu saya. Setelah itu sore sekitar jam 17 :00 WIB saya sudah tiba ditempat kegiatan Temu Wicara Kenal Medan (TWKM) Se-Indonesia 2010 dengan mengunakan ojek lagi dari terminal menuju STKIP PGRI.

Gunung bawang merupakan salah satu kawasan tropis yang baru dijadikan sebagai kawasan hutan lindung dikarenakan masyarakat sekitar banyak yang mengalih fungsikan menjadi perkebunan sebagai mata pencaharian untuk bercocok tanam sehingga meyebabkan berkurangnya vegetasi pohon – pohon besar. Oleh karena itu pemerintah setempat mengambil kebijakan untuk menjadikan gunung bawang sebagai hutan lindung agar spesies flora dan fauna nya tetap terjaga seperti burung enggang gading serta berbagai jenis anggrek dan kantong semar.
Potensi wisata yaitu bisa dikembangkan sebagai wisata yang bersifat adventure seperti ouf ridef dan wisata ilmiah hal ini dikarenakan di daerah gunung bawang masih memiliki spesies fauna seperti enggang gading. Sedangkan floranya adalah berbagai macam jenis anggrek dan kantong semar. Mayoritas penduduk masyarakat setempat adalah suku dayak dengan mata pencarian petani dan berburu. Selain itu juga disana terdapat potensi sebagai pembangkit listrik tenaga air di kecamatan sungai betung yang sempat memanfaatkan maeyarakat sekitar namun sekarang sudah terbengkalai dikarenakan kurangnya perawatan dari masyarakat.
Selain itu hal yang perlu di waspadai oleh para peserta TWKM XXII divisi gunung hutan pada musim hujan daerah gunung bawang banyak terdapat pacat yang siap menyerang untuk menghisap darah orang – orang yang lewat didekatnya.
KENAL MEDAN GUNUNG HUTAN
Secara umum pendakian gunung bawang memiliki dua jalur yaitu jalur Madi dan jalur PLTAM namun pada pendakian TWKM XXII kali ini panitia menggunakan jalur Madi yang jarang digunakan dikarenakan medan nya yang cukup membuat fisik terkuras habis.
Pada kegiatan TWKM Ke XXII divisi gunung hutan , para peserta dibagi menjadi tiga kelompok dari keseluruhan jumlah peserta yang ikut di lapangan sejumlah 17 orang.
Senin, 18 Oktober 2010
Para peserta mengikuti acara pembukaan di gedung kartini Pontianak pada pukul 09.00 wib sampai selesai dan kembali ke kampus STKIP PGRI Pontianak.
Dalam acara pembukaan ini, susunan acaranya :
 Sambutan dari Panitia Pelaksana
 Sambutan dari Ketua umum Gerakan Mahasiswa Pecinta Alam CAGAR GASPASI STKIP PGRI.
 Sambutan sekaligus membuka kegiatan TWKM ke XXII MAPALA tingkat Perguruan Tinggi Se- Indonesia dari Rektor STKIP PGRI
 Materi dari Bpk Wakil Walikota Pontianak tentang Lingkungan Hidup
 Materi dari Bpk, Herman Lantang tentang sejarah dan perkembangan MAPALA

Pada malam hari nya para peserta mendapat pengarahan untuk persiapan kelapangan sekaligus pendataan peserta yang berangkat. Khusus untuk peserta Kenal Medan Gunung Hutan, konsumsi tidaj di tanggung panitia dari awal sampai akhir kegiatan.Pada pukul 22.00 WIB para panitia bersama peserta berangkat ke Kab. Bengkayang menggunakan mobil dalmas polda kal-bar.

Selasa, 19 Oktober 2010
Pada pukul 03.00 WIB para peserta dan panitia KM gunung hutan sampai di Kab. Bengkayang dan beristirahat di tempat yang disediakan oleh panitia, pada pagi harinya para peserta yang didampingi oleh panitia belanja logistik dan persiapan yang lainnya yang diperlukan buat pendakian. Setelah sarapan pagi para peserta dan panitia berangkat ke kantor bupati bengkayang untuk acara penyambutan para peserta di kab, bengkayang. Pada pukul 09.30 para peserta berangkat menggunakan mobil dalmas dan sampai di kantor bupati pada pukul 10.00 wib dilanjutkan dengan acara penyambutan dari pihak pemda setempat. Setelah penyambutan selesai perjalanan langsung di arahkan ke lokasi kec, tiga sasak, desa lumar, dusun madi. Sampai di lokasi pada pukul 12.30 wib para peserta ishoma di SD 06 setempat.
Sore harinya para peserta gunung hutan mendirikan dum buat peristirahatan di bendungan desa madi, malam hari beristirahat untuk persiapan fisik pendakian besok pagi.
Rabu, 20 Oktober 2010
Pendakian di mulai setelah panitia melakukan penanaman secara simbolis di bendungan dan sisanya di serahkan kepada kepala dusun madi untuk ditanam. Pukul 08.30 panita bersama peserta memulai pendakian, dan pada pukul 11.30wib ishoma sampai di sheter pertama pada pukul 16.30 langsung mendirikan Tenda Dum untuk beristirahat malam. Disana banyak terdengar bunyi burung enggang gading, serta terdapat riam yang digunakan untuk mandi panitia dan peserta.
Kamis 21 Oktober 2010
Pagi hari nya setelah makan dan berkemas perjalanan dilanjutkan pada pukul 09.00wib dan istirahat makan siang dengan kondisi fisik yang kumayan melelahkan sampai akhirnya tiba di dshelter yang kedua untuk bermalam di tempat batu makamuk, disana terdapat sumber air yang cukup banyak. Tempat itu biasa juga disebut hujan tanpa henti dikarenakan air yang mengalir dari batu tersebut menyerupai air hujan.
Jum’at, 22 Oktober 2010
Setelah kondisi tubuh kembali fit para peserta melanjutkan ke tujuan yang di idam – idamkan sejak dari awal yaitu puncak gunung bawang pukul 08.30 WIB, dengan perbekalan air yang cukup para peserta bersama panitia berangkat menuju puncak gunung bawang. Dalam perjalanan para peserta ada yang mendapat kecupan sayang dari penghisap darah (pacat) selain itu juga para peserta melewati jalur lumut dengan merangkak untuk bisa lewat. Akhirnya sampai pada puncak pukul 16.00, ada yang langsung foto – foto dan ada juga yang beristirahat, makan bersam panitia, malam harinya peserta dan panitia KM gunung hutan berkumpul bersama saling bercengkrama untuk berbagi cerita antara yang satu dan yang lainnya .
Sabtu, 23 Oktober 2010
Pagi yang cerah membuat semangat kembali para peserta foto – foto sambil melihat kondisi lingkungan yang sudah banyak terlihat kebun – kebun sawit, pukul 08.30 para panitia dan peserta memutuskan untuk turun dari gunung bawang dan sampai ditempat peristirahatan pertama tiba – tiba cuaca berubah menjadi mendung dan akhirnya turun hujan kami pun langsung berteduh dan melanjutkan perjalanan kembali pada pukul 14.00 dengan kondisi tanah yang basah membuat banyak pacat yang berdatangan sehingga para peserta banyak yang terkena pacat tersebut. Pada pukul 17.00 para peserta sampai di shelter terakhir
Minggu, 24 Oktober 2010
Pada pukul 07.00wib para peserta dan panitia berjalan kaki menuju perdesaan yang bisa masuk bis jemputan, dan pada pukul 10.00 sudah sampai di kec. Sungai betung yang dituggu oleh bis jemputan. Dan pukul 16.00wib tiba di kampus STKIP PGRI Pontianak.
Malamnya kita bergabung dengan peserta Temu Wicara dan Kenal medan Lainya untuk rapat dan berdiskusi tentang kegiatan pernyataan aksi tentang Stop Ekspansi Perkebunan Sawit Di Kalimantan Barat.
Senin, 25 Oktober 2010
Pagi-pagi sekitar jam 08:00 WIB bersama teman-teman mempersiapkan aksi demonstrasi, setengah jam kemudian kita berangkat. Jalur Demonstrasi adalah dari STKIP PGRI menuju bundaran pusat kota, untuk membagikan bibit-bibit pohon dan berorasi tentang kerusakan lingkungan selama 40 Menit, baru menuju kantor Gubernur Prov. Kalimantan Barat dan terus menuju Kantor DPRD Prov. Kalbar. Banyak sekali yang dihasilkan dalam Aksi ini, salah satunya adalah DPRD Prov. Kalbar melakukan kontrak kerja dengan MAPALA Se-Indonesia, khususnya MAPALA di wilayah Kalbar, untuk menindak lanjuti hasil temuan-temuan dan kebijakan yang merusak lingkungn di Prov, Kalimantan Barat oleh hasil Investigasi anak-anak MAPALA di Kalimantan Barat. Sore sekitar jam 15:00 kita pulang ke STKIP PGRI. Malam kita beristirahat sambil berbincang-bincang dengan teman-teman anak MAPALA dari seluruh Indonesia.
Selasa, 26 Oktober 2010
Acara penutupan tinggal di depan mata, waktu terasa cepat apabila meliat senyum dan tawa kawan dari seluruh Indonesia. Sore acara penutupanpun di selenggarakan, dengan tampilan band-band lokal sebagai pewarna serta peserta di persilahkan bermain band sambil menyambut malam.

Rabu, tanggal 27 Oktober saya bermain-main dengan anak-anak MAPALA Se-Indonesia untuk saling melepas kepulangan masin-masing. Mulai dari bermain di Pinggiran Sungai Kapuas, sampai keliling Kota Pontianak. Kamis, 28 Oktober jam 07:00 WIB saya menuju pelabuhan Air untuk melakukan perjalanan pulang saya, sekitar jam 07 : 30 WIB saya berangkat dari Pontianak menuju Ketapang (Kalbar) dengan menggunakan Bis Air. Sampai di Ketapang sekitar jam 15:00 WIB saya langsung mencari bis Air lagi menuju Kendawangan, sebenarnya saya mau menggunakan jalur darat menuju kendawangan, tapi karna jalannya rusak sekali dan saya juga ingin meliat dan menikmati keindahan pesisir Pulau Kalimantan, maka saya mencari Bis Air saja menuju kesana dan menginap satu malam di Ketapang. Ramah sekali masyarakat disana, saya dipersilahkan tidur di rumah salah seorang warga (Bpk Hasim) untuk menunggu pagi/istirahat. Sepanjang malam saya ngobrol dengan masyarakat sekitar, mulai dari obrolan tentang sejarah, legenda, budaya asli kota Ketapang sampai mata pencharian mayoritas penduduknya. Jum’at 29 Oktober 2010 jam 07:00 WIB saya berangkat menuju Kendawangan, enak sekali rasanya meliat pesisir pantai pulau Kalimantan, burung- burung berterbangan di sekeliling pulau-pulau kecil. Dengan menaiki Kapal air yang mempunyai kecepatan ± 70 Km/Jam ini, akhirnya sore sekitar Jam 16:20 WIb tiba di Kendawangan (Kalbar). setelah istirahat dan berkeliling sebentar Serta ngobrol-ngobrol dengan warga sekitar, akhirnya Jam 19:00 WIB kapal berangkat lagi dari Kendawangan menuju sebuah desa Kuala Jelai (Kalteng). Sabtu, 30 Oktober 2010 sekitar jam 07:00 saya tiba di Kuala Jelai, dan kapal beristirahat sekitar setengah Jam,. Tanpa menunggu lama kapal berangkat lagi menuju sukamara. Sekitar jam 15:00 WIb kapal tiba di pelabuhan sukamara (Kalteng) dan saya bergegas turun dari kapal agar tidak kemalaman mencari travel menuju Palangka Raya, karna travelnya berangkat esok, maka saya pun bermalam lagi di rumah salah seorang warga di Sukamara. Seperti biasa, saya tidak bisa hanya duduk diam, saya ajak mereka warga ngobrol-ngobrol masalah sejarah, legenda, budaya dan mata pencarian kota Sukamara ini. Minggu, 31 Oktober 2010 jam 07:00 WIB saya berangkat dari Kota Sukamara menuju Kota Pangkalan Bun. Dalam perjalanan kita melewati Balai Riam (hulu Sungai Sukamara) karena jalur bawah kata sopir bis jalanya sangat rusak, apalagi ditambah oleh hujan kemaren. Sekitar Sore Jam 16:00 saya sampai di Kota Pangkalan Bun dengan mata yang sayu akibat kelelahan dalam perjalanan, tetapi saya tetap semangat menuju tempat tinggal saya di Kota palangka Raya. Sekitar Jam 16:10 WIB saya naik Bis lagi menuju Palangka Raya, dan sayapun sampai di Kota Palangka Raya Senin, 1 Nopember 2010 jam 03:25 WIB. Bersukur saya kepada tuhan yang sudah memberikan kesehatan dan ketentraman di saat aku menggali makna kehidupan di tiap tempat persinggahan ku di perjalanan. Terima kasih juga kepada masyarakat lokal yang sudah mau membaur, memberikan saya tempat istirahat, dan cerita-cerita kegigihan kalian dalam bertahan hidup.

Komentar